Belajar Kimia kali ini akan mengajak teman-teman semua untuk melihat Metode Analisis Kualitatif untuk Beberapa Kation dan Anion.
Tiap jenis ion, positif
maupun negatif mempunyai sejumlah sifat khas misalnya: ukuran, bentuk, muatan
dan warnanya. Tiap ion bereaksi secara khas baik dalam bentuk larutan maupun
padatan. Pengetahuan mengenai ion-ion menyebabkan kita dapat mengenal garamnya.
Beberapa sifat utama dari ion ialah reaksi-reaksi kimia yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi ion tersebut. Dalam percobaan ini, kita akan
mengidentifikasi secara langsung beberapa kation dan anion dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi yang khas untuk ion-ion tersebut.
1. IDENTIFIKASI
KATION
a)
Ion Perak (Ag+)
Ambil 1 ml larutan AgNO3
0,1 M dalam sebuah tabung reaksi, lalu tambahkan 1 ml NaCl. Endapan yang
terbentuk disaring dengan cara didekantasi dan dicuci dengan
air yang mengandung HCl.
Tambahkan 1 ml NH4OH
6 M lalu dikocok endapan akan larut. Asamkan larutan ini dengan menambahkan HNO3
6 M. Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya ion perak.
b)
Ion Timbal (Pb2+)
Ambillah 1 ml 0,1 M
Pb(NO3)2 dalam sebuah tabung reaksi, lalu tambahkan 1 ml
0,1 M NaCl. Biarkan endapan yang terbentuk turun lalu dekantasi, cucilah
endapan dengan 2 ml aquadest dan tambahkan 1 ml aquadest setelah endapan larut,
panaskan agar seluruh endapan larut dinginkan larutan tersebut dibawah aliran
air kran, apakah yang anda amati? Terbentuknya kristal-kristal jarum
yang berwarna putih menandakan adanya ion Pb2+.Panaskan lagi dan
larutan dibagi dua.
Larutan pada tabung
pertama, ditambahkan beberapa tetes larutan KI , endapan kuning jingga PbI2
menandakan adanya Pb.
Larutan yang kedua
ditambahkan 4 tetes K2CrO4 1 M, terbentuknya endapan yang
berwarna kuning dan dapat larut di dalam NaOH 6 M menyatakan adanya Pb2+.
c)
Ion Seng (Zn2+)
Dalam sebuah tabung
reaksi ambil 1 ml Zn(NO3)2 0,1 M.
Tambahkan 5 tetes
larutan NH4Cl 6 M dan 1 tetes NH4OH 6 M. Guna penambahan
NH4Cl dan NH4OH adalah sebagai buffer untuk mengatur pH
larutan.
Pada larutan tersebut
tambahkan 6 tetes Thioacetamida 1 M dan panaskan hati-hati selama 1 sampai 2
menit. Thioaceamida akan bereaksi dengan air (hidrolisis) membentuk H2S
dan H2S bereaksi dengan Zn2+ membentuk endapan ZnS yang
berupa gel berwarna putih, bila tidak ada Thioacetamida, dapat diganti dengan H2S
dalam Aceton.
d)
Ion Besi (Fe2+ dan Fe3+)
Dalam sebuah tabung
reaksi, ambil larutan 0,1 M FeSO4 sebanyak 1 ml, kemudian tambahkan
5 tetes larutan 0,1 M K3Fe(CN)6 (kalium heksa siano
ferrat III), terbentuknya endapan biru tua (biru Turnbull) menandakan
adanya ion Fe2+.
Dalam sebuah tabung
reaksi, ambil larutan 0,1 M FeCl3 sebanyak 1 ml, kemudian tambahkan
5 tetes larutan 0,1 M K4Fe(CN)6 (kalium heksa siano
ferrat II), terbentuknya endapan warna biru-terang (biru Berlin)
menandakan adanya ion Fe3+.
e)
Ion Tembaga (Cu2+)
Dalam dua buah tabung
reaksi, isilah masing-masing dengan larutan 0,1 M CuSO4 sebanyak 1
ml.
Pada larutan CuSO4
ditabung pertama, tambahkan beberapa tetes larutan NH4OH 6 M sampai
larutan berwarna biru tua. Terbentuknya senyawa kompleks Cu(NH3)4SO4
yang berwarna biru tua menandakan adanya ion Cu2+.
Pada larutan ditabung
kedua, tambahkan beberapa tetes larutan K4Fe(CN)6 0,1 M
sampai terbentuk endapan coklat tua. Terbentuknya senyawa kompleks Cu2[Fe(CN)6]
yang berwarna coklat menandakan adanya ion Cu2+.
Lakukan test nyala
untuk larutan CuSO4 0,1 M dengan cara seperti pada percobaan test
nyala pada logam Na. Terbentuknya nyala yang berwarna hijau-biru
menandakan adanya logam Cu2+.
f)
Ion Barium (Ba2+)
Dengan meggunakan
sebuah tabung reaksi ambil 1 ml larutan Ba(NO3)2 0,1 M.
Atur pH larutan dengan cara menambahkan 5 tetes 6 M CH3COOH
dan 5 tetes 6 M CH3COONH4.
Kemudian tambahkan 3
tetes 1 M K2CrO4, bila larutan belum berwarna kuning,
tambahkan lagi. kemudian aduklah maka akan timbul endapan kuning dari BaCrO4.
Dengan menggunakan
kawat Ni-Cr, lakukan test nyala untuk larutan Ba(NO3)2,
terbentuknya nyala yang berwarna warna hijau-kuning menandakan adanya Ba2+.
g)
Ion Kalsium (Ca2+)
Dengan menggunakan
sebuah tabung reaksi ambil 1 ml larutan Ca(NO3)2 0,1 M.
Tambahkan beberapa
tetes larutan Na2C2O4 0,1 M. Terbentuknya
endapan putih dari CaC2O4 menunjukkaadanya Ca2+.
Lakukan juga test nyala
terhadap 1 ml Ca(NO3)2 1 M yang sudah diasamkan dengan
beberapa tetes 6 M HCl. Terbentuknya nyala yang berwarna merah-bata
menandakan adanya Ca2+.
h)
Ion Strosium (Sr2+)
Lakukan test nyala
untuk logam Sr2+ dengan cara yang sama seperti test nyala logam yang
lain. Ambil 1 ml larutan Sr(NO3)2 1 M asamkan dengan
sedikit HCl.
Terbentuknya nyala yang
berwarna Merah-ungu atau magenta menandakan adanya logam Sr2+.
i)
Ion Natrium (Na+)
Lakukan test nyala bagi
Na+. Ambil 1 ml larutan 0,1 M NaNO3, asamkan dengan
beberapa tetes 6 M HCl. Penambahan HCl dimak- sudkan untuk membantu
pembentukan NaCl yang mudah menguap.
Dengan menggunakan
kawat Ni-Cr yang telah berkali-kali dibersihkan dengan HCl 6 M dan dipijarkan,
lakukan test nyala bagi Na.
Terbentuknya nyala yang berwarna kuning terang menandakan adanya Na+.
j)
Ion Kalium (K+)
Tes nyala bagi K+
serupa dengan test nyala bagi Na. Ambil 1 ml 0,2 M KNO3, asamkan
dengan beberapa tetes HCl lalu laku- kan test nyala. Bila anda mempunyai suatu
sampel selain mengandung K+ juga mengandung Na+ maka
perlu digunakan kaca kobalt untuk menyaring nyala Na yang sangat terang.
Terbentuknya nyala yang
berwarna ungu terang menandakan adanya K+.
k)
Ion Litium (Li+).
Lakukan test nyala
untuk logam Li+ dengan cara yang sama seperti test nyala logam yang
lain. Ambil 1 ml larutan LiNO3 1 M asamkan dengan sedikit HCl.
Terbentuknya nyala yang
berwarna Merah-darah menandakan adanya logam Li+.
l)
Ion Magnesium (Mg2+)
Ambillah 1 ml larutan
MgCl2 kemudian tambahkan ½ ml larutan NH4OH 6 M dan ½ ml
larutan Na2HPO4 dan diamkan kira-kira 5 menit. Jika ada
endapan putih MgNH4PO4 menunjukkan adanya Mg.
m)
Ion Ammonium (NH4+)
Ambil 2 ml larutan 0,1
M NH4NO3, tambahkan beberapa tetes 6 M NaOH. Basahi
kertas saring merah dan letakkan pada mulut tabung reaksi.
Kemudian panaskan
tabung reaksi dan goyangkan secara hati-hati, dan jangan sampai mendidih.
Kibaskan gas yang keluar dengan tangan kearah anda, cium baunya. Gas ammoniak
akan menyebabkan kertas lakmus menjadi biru.
n)
Ion Kadmium (Cd2+)
Ambilah 1 ml larutan
CdCl2 tambahkan beberapa tetes H2S dalam aseton, kocoklah
terbentuknya endapan kuning jingga menandakan adanya Cd. Mungkin CdS mengendap
sebagai koloid sehingga larutan akan terlihat berwarna kuning atau jingga.
o)
Ion Kobalt (Co2+)
Ambil 1 mL larutan CoCl2
tambahkan beberapa butir NH4CNS dan kocoklah, kemudian tambahkan
beberapa tetes amil alkohol, bila terbentuk warna biru pada lapisan organik
menandakana adanya Co.
p)
Ion Nikel (Ni2+)
Ambillah 1 mL larutan
NiSO4 dan letakkan diatas kaca arloji, kemudian tambahkan 2 tetes NH4OH
pekat aduklah, kemudian tambahkan 5 tetes dimetil glioksim. Jika terbentuk
endapan merah dari Ni-dimetil glioksim menandakan adanya Ni.
2. IDENTIFIKASI ANION
a)
Anion Klorida (Cl–)
Ke dalam 1 ml larutan
NaCl 0,1 M tambahkan beberapa tetes 0,1 M AgNO3. Ion Cl–
bereaksi dengan ion Ag+ membentuk endapan putih AgCl. Untuk
meyakinkan endapan tersebut benar-benar AgCl, larutkan kembali endapan itu
dengan penambahan beberapa tetes 6 M NH4OH, kemudian asamkan dengan
6 M HNO3 maka endapan putih AgCl akan terbentuk lagi.
b)
Anion Yodida (I–)
Ambil 2 ml KI dan
asamkan dengan beberapa tetes HCl 6 M. Tambahkan 1 ml larutan 0,1 M FeCl3
untuk mengoksidasi I– menjadi I2. Tambahkan 1 ml
CCl4 lalu kocok. Warna “purple” dari lapisan CCl4
menunjukkan adanya Iodida.
c)
Anion Bromida (Br–)
Pada sebuah abung
reaksi, ambil 2 ml larutan KBr 0,1 M. Tambahkan 1 ml larutan air klor dan 1 ml
CCl4 kocoklah. Warna lapisan CCl4 berubah menjadi coklat
menunjukkan adanya ion Bromida, karena Br– dioksidasi oleh
Klor menjadi Br2.
d)
Anion Sulfida (S2–).
Ke dalam 2 ml larutan
Na2S tambahkan 6 M HCl berlebih. Amati bau gas H2S yang
keluar. Untuk meyakinkan keluarnya gas tadi, letakkan pada mulut tabung reaksi,
kertas saring yang dibasahi dengan Pb(CH3COO)2.
Panaskan tabung reaksi,
noda berwarna hitam PbS, menunjukkan adanya Sulfida.
e)
Anion Sulfat (SO42–).
Dalam sebuah tabung
reaksi yang bersih isilah dengan 2 ml larutan Na2SO4 0,1
M dan 2 ml larutan Ba(NO3)2 0,1 M.
Terbentuknya endapan
putih yang tidak larut ketika ditambah-kan 1 ml HCl 1 M menandakan adanya ion
sulfat.
f)
Anion Nitrat (NO3–).
Dalam sebuah tabung
reaksi ambil 2 ml larutan NaNO3 0,1 M, asam kan dengan 1 ml H2SO4
3 M dan tambahkan 1 ml larutan FeSO4 jenuh yang baru dibuat.
Miringkan letak tabung
reaksi kira-kira 45o , lalu masukkan perlahan-lahan 1 ml H2SO4
pekat melalui dinding tabung. Usahakan agar H2SO4
menempati bagian bawah tabung dan jangan dikocok. Terbentuknya suatu cincin
coklat dari senyawa Fe(NO)SO4 pada batas kedua zat cair
menunjukkan adanya NO3–.
g)
Anion Karbonat (CO32–) dan Bikarbonat (HCO32–).
Pengujian terhadap
adanya ion CO32– dilakukan dengan memakai zat padatnya.
Kekhasannya terletak pada pembentukan endapan putih BaCO3.
Pada sebuah tabung
reaksi, masukkan sedikit Na2CO3 padat, lalu tambahkan
dengan hati-hati 6 tetes HCl 6 M. Amati terbentuknya gas CO2 dan
cium baunya.
Beberapa senyawa lain
misalnya, sulfida dan sulfit akan menghasilkan gas yang berbau pada penambahan
HCl. Masukkan pengaduk yang telah dibasahi dengan larutan Ba(OH)2 ke
dalam tabung reaksi (jangan tercelup ke dalam larutan). Terbentuk- nya endapan
putih BaCO3 menandakan adanya ion karbonat.
Suatu bikarbonat
misalnya NaHCO3 juga memberikan hasil yang sama, jadi pengujian ini
berlaku juga untuk ion bikarbonat.
h)
Anion Phosfat (PO43–)
Ion Phosfat diuji
dengan pembentukan endapan kuning dari senyawa Ammonium Phosfo-molibdat
[(NH4)3PO4.12MoO3].
Ke dalam sebuah tabung
reaksi ambil 1 ml larutan Na3PO4 0,1 M, tambahkan 1 ml
larutan HNO3 6 M dan 1 ml (NH4)3MoO3
0,5 M. Aduklah campuran tersebut, selanjutnya letakkan tabung reaksi ke dalam
beaker gelas yang berisi air mendidih.
Setelah beberapa lama,
maka akan terbentuk endapan yang berwarna kuning dari Ammonium Phosfo-molibdat,
menyatakan adanya phosfat.
i)
Anion Oksalat (C2O43–)
Ambil 1 ml larutan Na2C2O4
dalam sebuah tebung reaksi, kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan
Ca-asetat 2 M sampai terbentuk endapan yang sempurna. Lakukan sentrifugasi dan cuci
endapan dengan aquadest, buang air cuciannya. Endapan ditambahkan 10 tetes H2SO4
1,5 M dan panaskan dengan penangas air selama 1 menit dan tambahkan 2
tetes larutan KMnO4 0,01 M . Hilangnya warna larutan KMnO4
menandakan adanya ion oksalat.