Belajar Kimia kali ini akan mengajak teman-teman sekalin untuk kembali mengulas mengenai Kation dan Anion, yang akan banyak digunakan dalam setiap reaksi kimia. Yuk kita mulai.
Baiklahh teman–teman mungkin ada sebagian yang
udah tau apa itu Anion & apa itu Kation dan juga sudah saya jelaskan di
blog saya yang lalu, tetapi alangkah baiknya jika kita jelaskan kembali tentang
definisi, nama – nama serta penggolongan Anion & Kation.
Berdasarkan muatan listriknya, senyawa ion
dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Kation terjadi apabila atom unsur melepaskan satu atau lebih elektron,
misalnya, atom natrium melepaskan satu elektron menjadi ion Na+
(persamaan reaksinya, Na → Na+ + e–). Anion terjadi
apabila atom unsur menangkap satu atau lebih elektron, misalnya, atom klor
menangkap satu elektron menjadi ion Cl– (persamaan reaksinya, Cl + e–
→ Cl–).
Contoh Nama – nama Anion, Kation & Rumus
Molekulnya
Anion
& Rumus Molekulnya
- CO32- ( Karbonat )
- SO32- ( Sulfit )
- S2- ( Sulfida )
- NO2– ( Nitrit )
- CN– ( Sianida )
- Cl– ( Klorida )
- SO42- ( Sulfat )
- CH3COO– ( Asetat )
- Br– ( Bromida )
- I– ( Iodida )
- NO3– ( Nitrat )
- F– ( Fluorida )
- BrO3– ( Bromat )
- ClO3– ( Klorat )
- COO22- ( Oksalat )
- OH– ( Hidroksida )
Kation
& Rumus Molekulnya
- H+ ( Hidrogen )
- Ag+ ( Perak )
- Pb2+ ( Timbal )
- Mg2+ ( Magnesium )
- Fe2+ ( Ferro )
- Fe3+ ( Ferri )
- C ( Karbon )
- Na2+ ( Natrium )
- Zn2+ ( Seng )
- Hg2+ ( Air Raksa )
- Ca2+ ( Kalsium )
- Sr2+ ( Strontium )
- K+ ( Kalium )
- Ba2+ ( Barium )
Berdasarkan
jumlah unsur yang membentuk senyawanya, ion dibedakan atas ion monoatomik
dan ion poliatomik. Ion monoatomik adalah ion yang
berasal dari satu jenis unsur, misalnya ion Na+ (ion natrium). Ion poliatomik
adalah ion yang berasal dari dua jenis atom atau lebih, misalnya SO42-
(ion sulfat) dan NO3– (ion nitrat).
Beberapa
nama ion yang umum dijumpai dapat dipelajari pada tabel berikut:
Regensia
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
1.
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2.
Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion
golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3.
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation
ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4.
Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation
ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5.
Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- .
Anion
okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-.
Anion
polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
Anion
kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks anion yang berbasis
bangat seperti oksalat.
Reaksi
dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi
dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama – sama. Hal ini meliputi
asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil.
Untuk uji
reaksi kering metode yang sering dilakukan adalah
1. Reaksi
nyala dengan kawat nikrom : Sedikit zat dilarutkan kedalam HCL P. Diatas kaca
arloji kemudian dicelupkan kedalamnya, kawat nikrom yang bermata
kecil yang telah bersih kemudian dibakar diatas nyala oksidasi.
2. Reaksi nyala beilstein : Kawat tembaga yang telah bersih dipijarkan diatas nyala oksida sampai nyala hijau hilang. Apabila ada halogen maka nyala yang terjadi berwarna hijau.
3. Reaksi
nyala untuk borat : Dengan cawan porselin sedikit zat padat ditambahkan asam
sulfat pekat dan beberapa tetes methanol, kemudian dinyalakan ditempat gelap.
Apabila ada borat akan timbul warna hijau.
Metode
untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk
kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena
beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan.
Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anion
sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion
oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion
polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion
kompleks halida, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa
banyak seperti oksalat
Reaksi-reaksi
dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari
asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat,
format, oksalad, sitrat, salisilad, benzoad, dan saksinat.
Reaksi
kation Golongan
I
Ag+
1. Ag+
+ HCL → AgCL ↓ putih + H–
2. 2Ag+
+ 2 NaOH → 2AgOH + 2Na+ ↓ coklat
3. 2Ag+
+ 2NH4 OH → 2 AgOH → NH+
Reaksi
Anion Anion
golongan A
Cl–
1. Cl–
+ AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3–
AgCl +
2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl–
2. Cl–
+ Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO–