Setiap hari, kita
selalu berhubungan dengan air yang digunakan untuk minum, mandi, mencuci, dan
keperluan lainnya. Semua air yang kita gunakan sudah dalam bentuk larutan. Di
alam, semua air berupa larutan, tidak ada air dalam keadaan murni (sebagaiH2O). Jika ada, itu merupakan hasil rekayasa manusia.
Apa itu larutan?
Larutan didefinisikan
sebagai campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu macam fasa (homogen)
dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah. Arti homogen
menunjukkan tidak ada kecenderungan zat-zat dalam larutan terkonsentrasi pada
bagian-bagian tertentu, melainkan menyebar secara merata di seluruh campuran.
Sifat-sifat fisika zat yang dicampurkan dapat berubah atau tidak, tetapi
sifat-sifat kimianya tidak berubah.
Contoh:
a.Larutan dari
campuran alkohol dan air. Sifat fisika dan kimia setiap zat tidak berubah.
b.Larutan dari
campuran gula pasir dan air. Sifat fisika gula berubah dari kristalin menjadi
molekuler, tetapi sifat-sifat kimianya tidak berubah.
c.Larutan dari
campuran NaCl dan air. Sifat-sifat fisika NaCl berubah dari kristalin menjadi
ion-ionnya, tetapi sifat kimia NaCl tidak berubah.
Ada dua komponen yang
berhubungan dengan larutan, yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain.
Umumnya, pelarut merupakan jumlah terbesar dari sistem larutan. Zat terlarut
adalah komponen dari larutan yang memiliki jumlah lebih sedikit dalam sistem
larutan.
Selain ditentukan oleh
kuantitas zat, istilah pelarut dan terlarut juga ditentukan oleh sifat
fisikanya (struktur). Pelarut memiliki struktur tidak berubah, sedangkan zat
terlarut dapat berubah. Coba perhatikan gambar peristiwa pelarutan tablet
effervescent (air sebagai pelarut dan tablet sebagai zat terlarut) di atas.
Contoh:
Sirup tergolong
larutan. Di dalam sirup, jumlah air lebih banyak daripada gula. Oleh karena
struktur air tidak berubah (air tetap berupa cair), sedangkan struktur gula
berubah dari kristalin menjadi molekuler. Air tetap dinyatakan sebagai pelarut.
Larutan tidak terbatas
pada sistem cairan, dapat juga berupa padatan atau gas. Udara di atmosfer
adalah contoh larutan sistem gas (pelarut dan terlarut berwujud gas). Logam
kuningan adalah contoh sistem larutan padat (campuran tembaga dan seng).
Larutan dapat
digolongkan berdasarkan:
■
Wujud pelarutnya
Yaitu terdiri atas
larutan cair (contoh: larutan gula, larutan garam); larutan padat (contoh: emas
22 karat merupakan campuran homogen antara emas dan perak atau logam lain);
larutan gas (contoh: udara).
■
Daya hantar listriknya
Yaitu larutan
elektrolit (dapat menhantarkan arus listrik) dan larutan non-elektrolit (tidak
dapat menghantarkan arus listrik).
Maka dapat disimpulkan arutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan
dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.
Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu komponen zat terlarut dan pelarut.
● Komponen dengan jumlah yang sedikit biasanya dinamakan zat
terlarut.
● Pelarut adalah komponen yang jumlahnya lebih banyak atau yang
strukturnya tidak berubah.
Komposisi Larutan
Apa yang dimaksud
komposisi larutan? Komposisi larutan adalah perbandingan zat-zat di dalam
campuran. Untuk menentukan komposisi larutan digunakan istilah kadar dan
konsentrasi. Kedua istilah ini menyatakan kuantitas zat terlarut dengan satuan
tertentu. Satuan yang digunakan untuk menyatakan kadar larutan adalah persen
berat (%b/b), persen volume (%V/V), dan bagian per sejuta (bpj) atau ppm (part
per million).
Pada Bab
konsentrasi larutan ini kita akan membahas mengenai Molaritas (M), Molalitas (m)
dan Fraksi Mol (X).
1. MOLARITAS (M)
Molaritas larutan adalah
banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Keterangan :
M = Molaritas larutan
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = Massa relative zat terlarut
mL = Volume larutan (ml)
M = Molaritas larutan
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = Massa relative zat terlarut
mL = Volume larutan (ml)
Keterangan ;
M = Molaritas larutan
ρ = Massa jenis (Kilogram/liter)
Mr = Massa relative zat terlarut
PENGENCERAN LARUTAN
Untuk pengenceran larutan dengan konsentrasi tertentu dapat menggunakan rumus pengenceran larutan berikut:
V1. M1 = M2.V2
Keterangan :
V1 = Volume larutan awal (ml)
V2 = Volume larutan jadi (ml)
M1 = Molaritas larutan awal (M)
M2 = Molaritas larutan jadi (M)
PENCAMPURAN LARUTAN
Untuk mencari Molaritas dari larutan campuran dapat menggunakan rumus kimia sebagai berikut :
Vc . Mc = V1. M1 + V2 . M2
sehingga :
Mc = (V1 . M1 + V2. M2) : Vc
Keterangan :
Mc = Molaritas campuran (M)
Vc = V1 + V2 = Volume campuran (ml)
2. MOLALITAS (m)
molalitas larutan menentukan
banyaknya mol zat terlarut dalam 1 Kg (1000 gram) pelarut.
Keterangan :p = Massa pelarut
MOLALITAS LARUTAN CAMPURAN
Untuk menghitung molalitas dari larutan campuran dapat menggunakan rumus kimia sebagai berikut:
Keterangan :
m = molalitas larutan
g1 = massa zat terlarut 1 (gram)
g2 = massa zat terlarut 2 (gram)
Mr1 = Massa relative zat terlarut 1
Mr2 = Massa relative zat terlarut 2
P1 = Massa pelarut 1 (gram)
P2 = Massa pelarut 2 (gram)
3. FRAKSI MOL (X)
Fraksi mol larutan adalah
perbandingan mol suatu zat dengan mol total larutan (gabungan zat terlarut dan
Palarut)
Keterangan =
X = Fraksi mol
A = Terlarut
B = Pelarut
X = Fraksi mol
A = Terlarut
B = Pelarut
4. KADAR ZAT (persen)
Kadar zat larutan adalah
banyaknya zat terlarut dalam 100 gram larutan. Untuk menghitung kadar zat dalam
larutan dapat menggunakan rumus kimia sebagai berikut: