Arsenik adalah unsur dengan nomor atom 33 dalam tabel periodik. Simbol
arsenik adalah As dengan massa atom relatif 75.
Arsenik merupakan salah satu racun tertua yang pernah dikenal manusia.
Sudah diketahui bersama bahwa menurut sebagian orang, Napoleon raja Perancis
meninggal karena keracunan arsenik yang datang dari pewarna hijau yang terdapat
pada wallpaper kamarnya. Perlu diperhatikan, bahwa bahkan sejumlah kecil
arsenik pun dapat menimbulkan kematian, atau setidaknya sakit yang menahun dan
tidak menyenangkan.
Sifat racun dari arsenik (As) terdapat pada kemampuannya untuk menangkap
dan melepaskan elektron. Sebagaimana diketahui, sistem syaraf manusia
“diperintah” oleh otak dan diatur oleh siklus penerima elektron yang melepaskan
dan menangkap elektron. Nah, karena kemampuan arsenik dalam melepaskan dan
menangkap elektron, maka elektron yang dilepaskan atau ditangkap oleh arsenik
ini, menyebabkan terganggunya aliran elektron normal di atas. Akibat dari
kacaunya aliran elektron ini, maka fungsi syaraf sebagai “pengatur” menjadi
terganggu. Jika sistem syaraf gagal, maka paru-paru tidak lagi “diperintah”
untuk bekerja, jantung tidak “diminta” untuk berdetak, dan lain sebagainya.
Akibatnya, kematian akan segera terjadi dalam waktu cepat.
Yang lebih parah lagi, Arsenik termasuk ke dalam golongan VA segolongan
dengan Nitrogen (N) dan Fosfor (P). Kedua unsur ini merupakan unsur-unsur yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh. Nitrogen terdapat pada protein, sedangkan fosfor
terdapat pada ATP (penghasil energi). Sebagaimana kita ketahui, unsur-unsur
yang segolongan memiliki sifat yang mirip, dan arsenik memiliki sifat yang
mirip dengan nitrogen dan fosfor. Dengan kemiripan sifat ini, maka ketika
arsenik masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh tidak menyadari
keberadaannya karena arsenik bisa dengan mudah menggantikan posisi nitrogen
maupun fosfor dalam jaringan tubuh.
Jadi, mengapa arsenik bersifat toksik adalah karena dia telah
“membodohi” tubuh sehingga tubuh tidak berfikir bahwa arsenik adalah racun.
Kasus keracuanan arsenik juga
pernah terjadi dizaman modern ini. Pada tanggal 7 September 2004,
seorang pejuang HAM, Munir said Thalib meninggal dunia dalam perjalanannya
menuju Amsterdam Negeri Belanda. Kematian yang tiba-tiba ini menimbulkan tanda
tanya besar bagi masyarakat Indonesia. Usut punya usut, ternyata Munir diracun
menggunakan racun Arsenik. Sampai sekarang, dalang dari aksi pembunuhan
tersebut masih bebas berkeliaran di Indonesia. Sepuluh tahun setelah
kematiannya, para aktivis HAM mendesak pemerintah untuk kembali membuka kasus
Munir dan menggulung para pelakunya ke penjara.
Sumber : Physical Chemistry, Understanding Our Chemical World, http://chem-misteri.blogspot.com