Mengenal Sejarah Mikrobiologi Dalam Mempelajari Biokimia |
Sejarah mikrobiologi dimulai dari penemuan mikroskop oleh RobertHooke pada tahun 1664. Melalui mikroskopnya yang terdiri atas dualensa sederhana, Hooke mampu melihat ruang-ruang yang ia sebut sebagai sel, yang mengarah pada munculnya teori sel yang menyatakan bahwa seluruh makhluk hidup tersusun atas sel-sel.
Meskipun Robert Hooke dapat melihat sel dengan bantuan mikroskopnya, namun tidak adanya metode pewarnaan menyebabkan Hooke tidak dapat melihat mikroorganisme dengan jelas. Ilmuwan asal Belanda Antonie van Leeuwenhoek mungkin adalah yang pertama kalimengamati benda hidup dengan menggunakan mikroskop lensa tunggalyang lebih menyerupai kaca pembesar. Leeuwenhoek menyebut benda yang diamatinya sebagai animalcules (hewan kecil). Animalcules itu ia peroleh dari sisa makanan yang menempel di giginya serta dari air hujan dan pada masa selanjutnya kita kenal sebagai bakteri dan protozoa.
Hingga pertengahan abad ke-19 banyak ilmuwan dan filsuf percaya bahwa makhluk hidup muncul secara spontan dari benda tak hidup. Teori ini dikenal sebagai teori generatio spontanea yang meyakinibahwa belatung dapat muncul dari material busuk, ular dan tikus dapatlahir dari tanah lembap, dan lalat dapat timbul dari rabuk. Teori ini dipercaya sampai pada tahun 1668, saat seorang ilmuwan Italia bernama Francesco Redi mendemonstrasikan penemuannya yang menunjukkan bahwa belatung bukan berasal dari daging yang busuk. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan tiga buah tabung yang ditutup rapat dan berisi daging busuk serta tiga buah tabung terbuka yang juga berisi daging busuk. Hasil percobaan Redi menunjukkan adanya belatung di atas daging busuk pada tabung yang tidak tertutup, sedangkan pada tabung yang tertutup tidak ditemukan adanya belatung.
Penganut teori generatio spontanea belum sepenuhnya yakin dengan penemuan Redi. Mereka mengemukakan pendapat bahwa udara segar sangat diperlukan untuk terjadinya teori generatio spontanea. Tidak adanya belatung pada tabung berisi daging busuk yang tertutup rapat disebabkan oleh tidak timbulnya teori generatio spontanea akibat tidak adanya udara segar pada tabung. Redi melakukan percobaan serupa untuk kedua kalinya dengan mengganti tutup tabung menggunakan kain tipis yang berlubang halus untuk memungkinkan masulnya udara segar ke dalam tabung dan mencegah masuknya lalat. Pada percobaan ini Redi berhasil membuktikan bahwa belatung tidak terjadi secara mendadak dari daging yang busuk.
Lalat yang tertarik pada daging busuk bertelur di atas daging dan menyebabkan munculnya belatung pada daging, sedangkan pada tabung yang ditutup kain, lalat hanya dapat bertelur di atas kain tipis penutup tabung sehingga tidak ditemukan adanya belatung pada daging meskipun terdapat udara segar pada tabung.
Teori generatio spontanea pada mikroorganisme menguat pada tahun
1745 ketika seorang berkebangsaan Inggris bernama John Needham menemukan bahwa setelah ia memanaskan kaldu dan kemudian menempatkannya dalam botol tertutup, larutan kaldu yang telah dingin tersebut segera dikerumuni oleh mikroorganisme. Needham berpendapat bahwa mikroorganisme timbul secara spontan dari kaldu.
Dua puluh tahun kemudian, seorang ilmuwan Italia bernama Lazzaro Spallanzani menduga bahwa ada kemungkinan mikroorganisme dari udara telah masuk ke dalam kaldu milik Needham setelah kaldu tersebut dididihkan, Spallanzani menunjukkan bahwa larutan kaldu yang diletakkan pada botol tertutup dan kemudian dipanaskan tidak menunjukkan adanya pertumbuhan mikroorganisme. Atas percobaan Spallanzani, Needham membantahnya dengan menyatakan bahwa daya vital yang ada untuk terjadinya proses generatio spontanea telah dirusak oleh pemanasan, dan tidak dapat masuk ke dalam kaldu karena adanya sumbat pada botol. Pendapat Needham didukung oleh pendapat Laurent Lavoisier yang menunjukkan pentingnya peranan oksigen bagi kehidupan.
Pada tahun 1858, ilmuwan Jerman bernama Rudolf Virchow mengemukakan teori biogenesis, yang menyatakan bahwa semua sel hidup hanya dapat timbul dari sel hidup yang ada sebelumnya. Pada tahun 1861, seorang ilmuwan Perancis bernama Louis Pasteur melakukan percobaan yang mendukung teori biogenesis. Pasteur mendemonstrasikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara dan dapat mengontaminasi larutan steril, namun udara itu sendiri tidak dapat
menciptakan mikroorganisme.
Pasteur mengisi beberapa botol berleher pendek dengan kaldu sapi dan selanjutnya mendidihkannya Beberapa botol dibiarkan terbuka dan kaldu dibiarkan mendingin. Beberapa botol yang lain segera ditutup setelah kaldu mendidih. Setelah beberapa hari, pada botol yang terbuka ditemukan banyak kontaminan mikroorganisme, sedangkan pada botol yang tertutup, tidak ditemukan kontaminan mikroorganisme.
Dari hasil ini, Pasteur berpendapat bahwa mikroorganisme di udara merupakan agen yang bertanggung jawab atas terjadinya kontaminan pada kaldu milik Needham. Selanjutnya Pasteur meletakkan kaldu
pada botol berleher panjang yang dibengkokkan menyerupai huruf S dengan ujung yang terbuka. Kaldu dididihkan dan didinginkan.
Pada pengamatan selama beberapa minggu, tidak ditemukan adanya Kontaminasi mikroorganisme pada kaldu (dapat dilihat pada gambar).
Mengenal Sejarah Mikrobiologi Dalam Mempelajari Biokimia |
Desain botol yang unik pada percobaan Pasteur memungkinkan udara masuk ke dalam botol, nansen leher botol yang melengkung menyebabkan mikroorganisme di udara yang dapat mengkontaminasi kaldu terperangkap. Pasteur menunjukkan bahwa mikroorganisme terdapat pada benda tak hidup benda padat, benda cair, maupun udara. Lebih lanjut Pasteur juga mendemonstrasikan bahwa kehidupan mikroorganisme dapat dimusnahkan dengan pemanasan dan metode pemanasan tersebut dapat dirancang untuk mengeblok akses mikroorganisme di udara terhadap lingkungan yang mengandung nutrisi. Penemuan ini merupakan dasar dari teknik aseptik yaitu teknik pencegahan kontaminasi mikroorganisme yang tidak di kehendaki yang saat menjadi standar kerja laboratorium dan tindakan medis.
Sumber: buku mikrobiologi farmasi ditulis oleh Sylvia T. Pratiwi.