Mineralogi adalah suatu
cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk
individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang sifat -
sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga
kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos. Logos yang berarti
ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti Mineralogi adalah Ilmu
tentang Mineral. Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia,
struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga
mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.
Pada awalnya,
mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk
batuan. International Mineralogical
Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan
organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing
negara. Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi
Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dan lain sebagainya.
Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui
oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya
“kadang-kadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”
Belakangan ini, dengan
disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental (seperti defraksi neutron)
dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal
berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga
mencakup permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika
padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal yang
umumnya dijumpai pada mineral pembentuk batuan (seperti pada perovskites,
mineral lempung dan kerangka silikat). Secara khusus, bidang ini telah mencapai
kemajuan mengenai hubungan struktur mineral dan kegunaannya; di alam, contoh
yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral,
yang telah membuka pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan
dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari
mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena berskala
atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat
ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.
SIFAT-SIFAT MINERAL
Warna
Warna adalah suatu yang kita
tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh cahaya atau spektrum
cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk
membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan
warna asli dari mineral itu sendiri. Banyak mineral mempunyai warna yang
khusus, misalnya mineral azurit yang berwarna biru dan mineral epidon
yang berwarna kuning hijau, dll.
Warna mineral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1.
Warna Isiokhromatik : Apabila mineral mempunyai warna yang selalu
tetap, pada umumnya dijumpai pada mineral - mineral, yang tidak tembus
cahaya (opaque) atau berkilap logam. Contoh : Magnetit, Galena, Pirit,
Pirolusit, dll.
2. Warna Allokhromatik : Apabila mineral
warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral pengotornya, pada
umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus cahaya (transparan/translucent) atau berkilap non logam. Contoh : Kuarsa, Gipsum, Kalsit, dll.
Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh
cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral yang erat
hubungannya itu dengan sifat pemantulan dan pembiasan. Intensitas kilap
tergantung dari indeks bias dari mineral, apabila semakin besar indeks
bias mineral, semakin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan . Nilai
ekonomik mineral kadang - kadang ditentukan oleh kilapnya. Macam - macam
kilap antara lain :
1. Kilap Logam (Metallic Luster)
Mineral - mineral opaque yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau lebih. Contoh : Galena, Native Metal, Sulfit, Pirit, dll.
2. Kilap Kaca (Vitreous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti kaca. Contoh : Kuarsa, Kalsit, dll
3. Kilap Intan (Diamond Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh : Intan
4. Kilap Sutera (Silky Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan sutera dan umumnya terdepat pada mineral yang berserat. Contoh : Asbes, Aktinolit, Gipsum, dll
5. Kilap Damar (Resinous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar atau kekuning - kuningan. Contoh : Spalerit, Sulfonit, dll
6. Kilap Mutiara (Pearly Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara atau
bagian dalam dari kulit kerang. Contoh : Muskovit, Talk, Dolomit, dll
7. Kilap Lemak (Greasy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti sabun. Contoh : Serpentinit, dll
8. Kilap Tanah (Earthy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lempung. Contoh : Kaolin, Limonit, Pauksit, dll
Cerat
Cerat atau warna goresan merupakan
bagian dari warna di dalam mineral, tetapi dalam bentuk serbuk, dapat
diperloeh dengan cara mengikir atau digesekkan di bagian belakang
porselen atau ampelas.
Pecahan
Pecahan adalah kenampakan mineral
dalam keadaan pecah, cara mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak
rata, tidak halus, tidak licin, dan tidak teratur. jenis - jenis
pecahan yaitu :
1. Pecahan Konkoidal
Memperlihatkan gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Contoh : Kuarsa, Kalsedon, dll
2. Pecahan Serat
menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti serat atau daging. Contoh : Serpentinit, Asbes, Augit, dll
3. Pecahan Tidak Rata
Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.
4. Pecahan Runcing
Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar.
5. Pecahan Rata
Permukaannya rata dan cukup halus. Contoh : Lempung, dll
Belahan
Belahan adalah kenampakan minearl
untuk membelah melalui bidang yang rata, halus, dan licin, serta pada
umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi :
1. Belahan Sempurna (Perfect Cleavage)
Merupakan pecahan yang sejajar terhadap bidang dari satu belahannya
dengan memperlihatkan bidang permukaan yang halus. Contoh : Biotit,
Muskovit, dll
2. Belahan Baik (Good Cleavage)
Merupakan mineral lebih mudah belah yang menurut bidang di dalam
belahannya bila dibandingkan dengan belahannya kearah lain. Contoh :
Kalsit, Orthoklas, Gipsum, dll
3. Belahan Tidak Jelas (Indistinct Cleavage)
Merupakan bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya. Contoh : Plagioklas, dll
4. Belahan Tidak Tentu
Merupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contoh : Kuarsa, Opal, Kalsedon, dll
5. Belahan Jelas (Distinct)
Merupakan pecahan yang sesuai terhadap bidang dari suatu belahan tetapi juga terpecah kearah lain. Contoh : Hornblende
6. Belahan Tidak Sempurna (Inperfect Cleavage)
Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan juga cukup sukar untuk diamati. Contoh : Apatit, Native Metal, dll
Ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan menjadi :
1. Belahan satu arah
Satu Arah |
2. Belahan dua arah
Dua Arah |
Dua Arah |
3. Belahan tiga arah
Tiga Arah |
Tiga Arah |
4. Belahan empat arah
Empat Arah |
Bentuk
Bentuk mineral ada dua macam, yaitu :
1. Bentuk Kristalin
Apabila mineral mempunyai bidang yang ideal dan baisanya terdapat pada mineral yang mempunyai bidang belahan.
2. Bentuk Amorf
Mineral tidak mempunyai batasan yang jelas.
Amorf |
Kekerasan
Kekerasan
adalah ukuran daya tahan suatu mineral apabila permukaannya digores
dengan mineral lain. Contoh : Mineral X digores dengan menggunakan
Mineral Z ternyata pada permukaan mineral X tergores, maka Mineral Z
lebih keras dari mineral X. Berikut tabel Skala Kekerasan mineral yang
dibuat oleh Mohs.
SKala Kekerasan |
Selain menggunakan mineral, bisa juga menggunakan alat untuk mengukur suatu kekerasan dari mineral.
Kuku Jari = 2,5
Jarum = 3,0
Uang Logam = 3,5
Paku Besi = 4,5
Pisau Baja = 5,5
Kaca = 5,5 - 6,0
Kikir Baja = 6,0 - 7,0
Ampelas = 8,0 - 9,0
Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral pada gaya tarik magnet. kemagnetan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Ferromagnetik : tertarik kuat oleh magnet seperti magnetit dan pirotit.
2. paramagnetik : tertarik lemah oleh magnet seperti pirit.
3. Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet.
Sifat Dalam
Sifat dalam adalah reaksi
mineral terhadap gaya seperti memberi penekanan, pemotongan,
pembengkokan, pematahan, atau penghancuran. Sifat dalam dibedakan
menjadi enam, yaitu:
1. Rapuh (Brittle)
Bila digores menjadi tepung, tetapi isinya atau bubuknya tidak pergi ke segala arah dan mudah untuk dihancurkan.
2. Dapat Diiris (Sectile)
Dapat diiris dengan pisau dan juga pada kenampakannya memberikan kehalusan.
3. Dapat Dipintal (Ductile)
Dapat dibentuk layaknya kapas.
4. Lentur (Elastic)
Bila dibengkokkan dapat kembali keseperti semula.
5. Fleksible
Bila dibengkokkan tidak dapat kembali lagi keseperti semula.
6. Dapat Ditempa
Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis atau melebur.
Berat Jenis
Berat Jenis adalah perbandingan dari berat mineral terhadap volumenya di dalam air.
Kelistrikan (Electricity)
kelistrikan
merupakan sifat dalam mineral yang berhubungan dengan arus atau aliran
listrik. Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konduktor, yaitu mineral yang mampu menghantarkan listrik.
2. Non-Konduktor atau Isolator, yaitu suatu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Sifat Kimia Mineral
Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:
1. Golongan Native Element
Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dll
b. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dll
c. Golongan Non Logam. Contoh : O2
2. Golongan Sulfida
Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan
persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan
semi logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk
dioksidasi oleh sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll
3. Golongan Oksida dan Hidroksida
Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara
logam dengan oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi
oksida sederhana dan juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO2 )
untuk oksida dan Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida
tersusun oleh unsur - unsur yang bersenyawa dengan oksigen,. Unsur
digolongan ini amat banyak dan biasanya logam berkombinasi dengan gas
yang salah satunya adalah oksigen . Sifat golongan oksida berubah - ubah
dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe - tipe batuan yang
banyak jenisnya.
4. Golongan Halida
Adalah
persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa dengan unsur -
unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari
ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang
rendah. Contoh Halit (NaCl).
5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates
Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur -
unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum,
terbentuk ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan
ini dicirikan oleh adanya suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya
tidak stabil, rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dll
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur -
unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat
dari golongan ini adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam
nyala api akan melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3)
Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan borates radikal.
6. Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur
logam bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan
adanya gugus anioin S04, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit
(BaSO4), Anhidrit (CaSO4), dll
7. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam
bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh
adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta
cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna. Contoh
Vivianit (Fe3(PO4)3), dll
8. Golongan Silika
Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan
salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika
merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah
keadaannya. Silika juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf.
Contoh : ortoklas (KAlSi3O8).