Kinetika mempelajari tentang kecepatan reaksi dan mekanisme dari reaksi kimia. Seperti kita ketahui, reaksi-reaksi kimia ada yang berjalan sangat cepat, hingga jalannya tidak dapat diikuti, misalnya reaksi-reaksi pengendapan, reaksi asam basa, dan reaksi pembakaran.
Sebaliknya ada pula reaksi yang berjalan sangat lambat, dalam hal ini jalan reaksinya juga tidak dapat diikuti. Reaksi antara hidrogen dan oksigen tanpa katalisator, akan berjalan sangat lama.
Di antara kedua reaksi ini terdapat banyak reaksi, yan jalannya mudah diikuti, karena kecepatannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, misalnya esterifikasi asam dengan etanol.
Kinetika reaksi dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor:
1. Konsentrasi pereaksi, bila reaksi dapat balik, konsentrasihasil reaksi juga berpengaruh.
2. Temperatur reaksi.
3. Tekanan untuk reaksi-reaksi gas.
4. Katalisator.
5. Intensitas dan panjang gelombang cahaya untuk reaksi-reaksi fotokimia.
Dari termodinamika dapat/diramalkan, apakah suatu reaksi dapat berlangsung atau tidak, tetapi termodinamika tidak memberikan penjelasan berapa waktu yang diperlukan oleh sistem untuk mencapai keadaan akhir, yaitu keadaan kesetimbangan. Campuran gas hidrogen dan oksigen potensial dapat bereaksi, sebab delta G negatif, tetapi kedua gas ini bereaksinya sangat lambat. Kecepatan dari reaksi ini yang dapat di pelajari dalam kinetika.
Kecepatan reaksi biasanya dinyatakan sebagai jumlah pereaksi yang diubah persatuan waktu, persatuan volume atau jumlah hasil reaksi yang di bentuk persatuan volume, persatuan waktu.
Kecepatan reaksi dapat diselidiki dengan beberapa cara. Salah satu cara ialah dengan mengambil setiap saat campuran dan menganalisisnya. Analisis ini dapat dilakukan dengan Titrasi atau cara presipitasi. Keberatan cara ini, campuran yang diambil masih bereaksi terus, sehingga hasilnya tidak tepat.
Kesukuran ini kadang-kadang dapat diatasi dengan pembekuan kesetimbangan", misalnya dengan mendinginkan tiba-tiba campuran reaksi.
Cara yang lebih baik ialah dengan mengikuti sifat-sifat fisika atau kimia dari campuran reaksi sebagai keseluruhan, seperti warna, indeks refraksi, sifat optis aktif, daya hantar listrik, konsentrasi ion H, atau potensial elektrodenya. Misalnya inversi dari sukrose dapat diikuti kecepatannya dengan mengukur sifat optis aktif larutan, dengan menggunakan polarimeter.