Dalam melakukan pembuatan anion, kekuatan basa yang digunakan harus cocok gugus fungsi yang ada dalam molekul. Umumnya, untuk mendapatkan anion secara cepat dan kuantitatif digunakan basa kuat secukupnya. Hal tersebut sangat bergantung pada struktur dari molekul asam, basa yang digunakan harus non-nukleofil. Basa-basa yang sering digunakan sebagai berikut:
1. Alkoksida (RO- M+ dimana M=Na Atau
K)
Alkoksida dapat dibuat dari logam natrium dan kalium dalam metanol atau etanol kering. Perlu diketahui bakwa alkoksida berfungsi baik sebagai basa maupun nukleofil. Jika molekul mempunyai hidrogen asam lebih dari satu, maka hidrogen asam yang paling asam akan bereaksi pertama, sehingga mengarah pada pembentukan anion yang lebih stabil.
2. Amina
Kebasaan amina mengikuti tingkatan 3>2>1>NH3>Ar-NH2 Trietilamina (TEA), Piridin dan N-metilmorfolin (NMM) merupakan basa yang sering digunakan dalam reaksi sintesis organik.
Jika tujuan membuat anion untuk reaksi asam dan basa, atau untuk melakukan reaksi eliminasi maka penggunaan basa yang mempunyai halang dan rintang dan non-nukleofil sangat disarankan. Misalnya Diisopropiletil Amin (DIEA), 1,8-diazosiklo (5,4,0) undecen-7-ene (DBU), basa nukleofil lainya adalah NaH, KH atau LDA (Litium Disopropil Amid).
3. Alkil Litium (R-,Li+)
Merupakan basa kuat dan nukleofil yang harus digunakan dalam kondisi bebas udara (dibawah Nutrogen atau Argon) serta bebas air.
4. Basa Campuran
Meliputi basa seperti Natrium Bikarbonat, Karbonat atau Hidroksida. Kekuatannya OH->CO3->HCO3-.