Energi
ionisasi adalah energi dalam jumlah minimum yang diperlukan untukmelepaskan
satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.
Ada juga yang
menyebutkan Energi ionisasi adalah jumlah energi yang diperlukan untuk
menghilangkan elektron dari atom atau molekul yang terisolasi. Ada energi
ionisasi untuk setiap elektron berurutan yang dihilangkan; energi ionisasi yang
terkait dengan penghilangan elektron pertama (yang paling terluar) adalah yang
paling umum digunakan.
Yang lain juga
menyebutkan Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan
elektron dari tiap mol spesies dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu
elektron pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai energi ionisasi pertama
dan untuk mengeluarkan satu elektron ke dua disebut energi ionisasi kedua, dan
begitu seterusnya untuk pengeluaran satu elektron berikutnya. Mudah dipahami
bahwa mengeluarkan satu elektron pertama dari atom netralnya akan lebih mudah
daripada mengeluarkan satu elektron kedua dan seterusnya dari kation yang
bersangkutan karena pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif terhadap
elektron yang semakin berkurang jumlahnya.
Besarnya energi
ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk memaksa satu atom untuk
melepaskan elektronnya. Makin besar energi ionisasi makin sukar untuk
melepaskan elektronnya.
Energi ionisasi unsur
kimia, yang dinyatakan dalam joule (atau elektron volt), biasanya diukur dalam
tabung pelepasan listrik di mana elektron yang bergerak cepat yang dihasilkan
oleh arus listrik bertumbukan dengan atom gas dari unsur tersebut,
menyebabkannya mengeluarkan salah satu elektronnya. Untuk atom hidrogen, yang
terdiri dari elektron yang mengorbit yang terikat pada inti satu proton, energi
ionisasi 2,18 × 1018 joule (13,6 elektron volt) diperlukan untuk
memaksa elektron dari tingkat energi terendah sepenuhnya dari atom. Besarnya
energi ionisasi suatu unsur bergantung pada efek gabungan muatan listrik inti,
ukuran atom, dan konfigurasi elektronnya. Di antara unsur-unsur kimia dari
periode apa pun, penghilangan elektron adalah yang paling sulit untuk gas mulia
dan termudah adalah logam alkali. Energi ionisasi yang diperlukan untuk
menghilangkan elektron meningkat secara progresif ketika atom kehilangan
elektron, karena muatan positif pada inti atom tidak berubah, dan oleh karena
itu, dengan setiap penghapusan elektron, sisa elektronnya dipegang lebih kuat.
Energi ionisasi sering disebut sebagai jumlah energi (dalam joule) yang
dibutuhkan untuk mengionisasi jumlah atom atau molekul yang ada dalam satu mol
(mis., Jumlah dalam gram zat yang diberikan secara numerik sama dengan berat
atom atau molekulnya). Satu mol atom hidrogen memiliki berat atom 1,00 gram,
dan energi ionisasi adalah 1.312 kilojoule per mol hidrogen.
Yang dimaksud dengan
energi ionisasi didefinisikan sebagai energi terendah yang dibutuhkan sebuah
atom untuk dapat melepaskan elektron valensinya. Hasil eksperimen untuk energi
ionisasi yang dilakukan pada unsur-unsur golongan IA menunjukkan bahwa energi
ionisasi dari logam Litium (Li) sampai dengan Cesium (Cs) menurun. Sedangkan
energi ionisasi dari unsur-unsur dalam satu periode, ditunjukkan pada periode
ke tiga yaitu dari unsur Boron (B) sampai dengan Flor (F) menunjukkan adanya
peningkatan.
Untuk unsur dalam
satu golongan, semakin ke bawah jumlah kulit semakin banyak dan elektron
semakin jauh dari inti. Hal ini menyebabkan elektron semakin mudah dilepaskan,
dan dapat disimpulkan bahwa energi ionisasi dalam satu golongan semakin kecil
dari atas ke bawah.
Unsur-unsur dalam
tabel periodik disusun berdasarkan kenaikan nomor atom sehingga jumlah elektron
semakin besar dari kiri ke kanan dan semakin sulit melepaskan karena memerlukan
energi yang cukup besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa energi ionisasi dalam
satu periode dari kiri kekanan semakin besar.
Energi untuk
mengeluarkan satu elektron pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai energi
ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu elektron ke dua disebut energi
ionisasi kedua, dan begitu seterusnya untuk pengeluaran satu elektron
berikutnya. Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu elektron pertama dari atom
netralnya akan lebih mudah daripada mengeluarkan satu elektron kedua dan
seterusnya dari kation yang bersangkutan karena pengaruh muatan inti menjadi
semakin lebih efektif terhadap elektron yang semakin berkurang jumlahnya.
Perhatikan contoh
berikut ini :
Li (g)
—> Li+ (g) +
e Ei(1)
= 520 kJ mol-1
Li+ (g)
—> Li2+ (g) +
e Ei(1)
= 7298 kJ mol-1
Li2+ (g)
—> Li3+ (g) +
e Ei(1)
= 11815kJ mol-1
Jadi pada proses tersebut, Ei(1)
< Ei(2) < Ei(n)
Betapapun lemahnya,
pasti ada interaksi ikatan antara elektron valensi dengan inti atom, sehingga
untuk mengeluarkan selalu diperlukan energi ; dengan demikian, energi ionisasi
selalu berharga positif. Energi ionisasi ini dapat ditentukan secara eksperimen
dengan menempatkan spesies gas di dalam tabung. Kemudian tegangan (voltase)
dalam tabung dinaikkan secara perlahan, praktis tidak ada arus listrik sampai
dengan harga voltase tertentu pada saat sebuah elektron dilepas oleh spesies
yang bersangkutan. Harga voltase pada saat mulai terjadinya arus listrik inilah
yang didefinisikan sebagai energi ionisasi; oleh karena itu, energi ionisasi
biasanya dinyatakan dalam satuan SI, elektron volt, eV (1 eV = 1,60 x 10-19 J
= 96,485 kJ mol -1, dan sering pula disebut sebagai potensial ionisasi.
Dengan batasan
tersebut berarti bahwa energi ionisasi bergantung pada seberapa kuat elektron
terikat oleh atomnya atau seberapa kuat muatan inti efektif
Zef berpengaruh terhadap elektron terluar yang akan dikeluarkan. Dengan
demikian, energi ionisasi bervariasi seiring dengan bervariasinya gaya tarik
elektrostatik Coulomb, yaitu mempunyai harga terendah untuk Zef terkecil
dan r (jari-jari atom) terbesar.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Energi Ionisasi
Banyak sekali
faktor-faktor yang mempengaruhi ionisasi suatu atom. Berikut ini adalah
beberapa faktor yang mejadi penentu dari ionisasi suatu atom:
1. Muatan Inti
Dengan jumlah proton
atau muatan di dalam inti atom yang makin banyak maka akan semakin besar pula
daya tarik inti atom terhadap elektron-elektron yang ada pada kulit atom.
Dengan begini
elektron menjadi lebih sulit untuk terlepas dari susunan atom tersebut. Untuk
melepaskan elektron-elektron dari kulit atom maka diperlukan energi ionisasi
yang besar.
2.
Jarak Elektron dari Inti Atom
Jarak dari elektron dengan inti atom juga sangat
mempengaruhi besar atau tidaknya energi ionisasi yang diperlukan untuk melepas
suatu elektron dari susunan atom.
Semakin jauh jarak elektron dengan inti atom maka
elektron tersebut semakin mudah untuk lepas hanya dengan sedikit energi
ionisasi. Semakin dekat jarak elektron dengan inti atom maka akan semakin sulit
untuk lepas dari susunan kulit atom tersebut dan dibutuhkan energi ionisasi
yang cukup besar untuk dapat melepaskannya.
3. Jumlah Elektron yang ada diantara Inti Atom dan
Kulit Terluar
Faktor yang
berikutnya adalah jumlah elektron yang ada pada kulit atom di antara inti dan
kulit terluar atom tersebut. Energi yang ada pada proton akan diserap oleh
elektron-elektron yang terletak di antara inti dan kulit terluar ini. Dengan
begitu elektron yang ada di kulit terluar atom hanya akan mendapatkan tarikan
yang sangat kecil dari inti atom.
Pengurangan tarikan
dari inti atom ini disebut sebagai screening dan juga shielding. Hal ini sangat
mempengaruhi besar atau tidaknya energi ionisasi yang diperlukan oleh suatu
atom.
Kecenderungan
Energi Ionisasi
1.
Kecenderungan Energi Ionisasi di Dalam Golongan
Bagi unsur unsur yang
ada di dalam satu golongan di tabel sistem periodik unsur terdapat sebuah
kecenderungan yakni pengaruh dari muatan inti sangat efektif terhadap elektron
valensi suatu atom. Elektron valensi akan naik sedikit demi sedikit sejalan
dengan naiknya nomor atom dikarenakan naiknya muatan dari inti atom. Hal ini
juga diimbangi dengan bertambahnya fungsi dari perisai elektron.
Jari-jari atom juga
akan bertambah secara drastis dengan penambahan kulit elektron utama. Dengan
ini maka energi ionisasi akan menurun karena nomor atom yang bertambah.
2.
Kecenderungan Energi Ionisasi di Dalam Periode
Bagi unsur unsur yang
ada di dalam satu periode di tabel sistem periodik unsur memiliki suatu
kecenderungan yakni nomor muatan suatu unsur akan bertambah terus menerus
secara berkelanjutan yakni sebesar 0.65 satuan bagi setiap elektron yang
ditambahkan. Hal ini akan berakibat pada semakin pendeknya jari-jari atom
tersebut. Hal ini mengakibatkan elektron terluar menjadi semakin sulit untuk
dikeluarkan atau dilepaskan, dan ini berakibat pada semakin besarnya energi
ionisasi yang diperlukan untuk melepaskan suatu elektron.
Unsur-unsur alkali
akan memiliki energi ionisasi terendah dan unsur gas mulia akan memerlukan
energi ionisasi terbesar. Meski begini, masih terdapat beberapa pengecualian
yakni tidak semua unsur-unsur yang ada dalam periode sama memiliki energi ionisasi
yang sama besarnya.
Manfaat
Energi Ionisasi
1.
Dapat Mempelajari Perubahan Karakter Suatu Unsur
Manfaat utama dari
energi ionisasi adalah dapat mengubah suatu unsur menjadi unsur dengan sifat
yang berbeda karena jumlah elektron yang berbeda.
Unsur yang berbeda
karakter ini dapat dipelajari lebih lanjut untuk mengetahui sifat dan juga
kegunaannya bagi kehidupan manusia. Banyak sekali unsur yang setelah berubah
wujud ternyata dapat menghasilkan sesuatu yang baik bagi umat manusia.
2.
Dapat Menghasilkan Air Alkali yang Baik Bagi Kesehatan
Proses ionisasi
ternyata dapat menghasilkan sesuatu yang berguna secara langsung untuk
kehidupan manusia. Salah satunya adalah untuk menghasilkan air alkali. Air
alkali sendiri adalah air yang memiliki pH di atas 8 sehingga air ini memiliki
sifat basa. Air alkali memiliki fungsi utama untuk menyeimbangkan tingkat
keasaman pada tubuh manusia.
Air yang memiliki
sifat basa ini sangat baik untuk menetralkan asal dalam aliran darah manusia.
Air ini juga akan meningkatkan kadar oksigen dan energi yang ada di dalam
tubuh.
Sebuah fakta
menyebutkan bahwa 80% makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia setiap hari
mengandung asam dan akan menghasilkan molekul asam lebih banyak di dalam tubuh
manusia. Hal ini tentu saja tidak baik untuk kesehatan dan air alkali lah salah
satu alternatif untuk menetralkan sifat asam yang dihasilkan dari makanan dan
minuman yang dikonsumsi sehari-hari.
Sumber:Yuk
belajar,Teori kimia, Wikipedia dan Sridianti