Belajar Kimia - Alkana merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik jenuh dengan penyusunnya adalah atom-atom karbon dalam rantai terbuka. Alkana mempunyai rumus empiris CnH2n+2. Pemberian nama pada alkana dengan rantai tidak bercabang yaitu dengan cara menyatakan jumlah atom karbonnya dan ditambah akhiran –ana yang berarti senyawa tersebut adalah hidrokarbon alifatik jenuh.
Alkana yang memiliki
massa molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan butana pada suhu
kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom
karbon berupa cairan tidak berwarna dan selebihnya berwujud padat.
Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl4.
Jika alkana ditambahkan ke dalam air alkana akan berada pada lapisan
atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara air dan alkana. Sebagian besar alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air.
Karena alkana merupakan
senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada suhu kamar merupakan
pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen.Berikut ini adalah
beberapa reaksi dibawah ini :
a. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4,
tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi
yang cepat dengan oksingen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya
disebut pembakaran atau combustion.
Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas
karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum terbentuknya produk akhir
oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 + 2O2 → CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan
hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan
tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk berlangsungnya
reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak sempurna terjadi. Dalam hal
ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai pada tingkat
karbon monoksida atau bahkan hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2O
CH4 + O2 → C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston
mesin kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang
tidak sempurna. Reaksi pembakaran tak sempurna kadang-kadang dilakukan,
misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk pewarna
pada tinta.
b. Halogenasi
Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2 ) menghasilkan alkil halida.
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi.
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen
dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa
disebut reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi.
Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik
sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap.
Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada
suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran
tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka akan
terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut
reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan
semua atom hidrogen diganti oleh atom halogen. Contoh reaksi halogen dan
klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:
Untuk menjelaskan keadaan ini, kita harus
membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang rinci bagaimana ikatan
dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi.
Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu
radikal adalah sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau
lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom
yang klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai muatan
positif atau negatif.
Pembelahan dari molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2.
Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh halongen
dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan.
Tahap kedua langkah penggadaan dimana
radikal klor bertumbukan dengan molekul metan, radikal ini akan
memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan
sebuah radikal baru, radikal metil ( CH3).
Langkah I dari siklus penggadaan.
Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya.
Langkah 2 dari siklus penggadaan
Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir.
Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai semua reaktan terpakai
atau sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana radikal dimusnahkan
disebut langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan
mengambil sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan
berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara untuk memusnahkan radikal adalah dengan
menggabungkan dua buah radikal untuk membentuk non radikal yang stabil
dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan (coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah radikal bertumbukan.
Radikal lainnya juga dapat bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut. Misalnya CH3dapat bergabung dengan Cl menghasilkan CH3Cl.
Suatu masalah dengan radikal bebas adalah
terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika reaksi khlorinasi metana
berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang sedangkan klorometan
bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa radikal klor akan
bertumbukkan dengan molekul klormetan, bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen berlebihan, reaksi berlanjut dan
memberikan hasil-hasil yang mengandung banyak halogen berupa
diklorometana, trikloroetana dan tetraklorometana.
Keadaan reaksi dan perbandingan antara klor dan metana dapat diatur untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pada alkana rantai panjang, hasil reaksinya menjadi
semakin rumit karena campuran dari hasil reaksi berupa isomer-isomer
semakin banyak. Misalnya pada klorinasi propana.
Bila alkana lebih tinggi dihalogenasi, campuran
hasil reaksi menjadi rumit, pemurnian atau pemisahan dari isomer-isomer
sulit dilakukan.
Dengan demikian halogenasi tidak bermanfaat lagi dalam
sintesis alkil halida. Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi
dimana semua atom hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh.
Karena sifatnya yang berulang terus reaksi semacam ini disebut reaksi
rantai radikal bebas.
c.Sulfonasi Alkana
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa
dengan asam sulfat. Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap
(oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi
pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H. Laju reaksi sulfonasi H3 > H2 > H1.
Contoh
d. Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan
dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus
reaksinya sangat lambat.
Pirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana dengan rantai karbon lebih pendek
Proses pirolisis dari metana secara industri
dipergunakan dalam pembuatan karbon-black. Proses pirolisa juga
dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak, yaitu,
berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa
alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya
dilakukan pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis (tanah
liat aluminium silikat).